Aditia Ardian

hidup untuk dipahami, bukan ditakuti

Tentang Aturan…

Saat kecil dulu, yang dipikirkan setiap harinya adalah permainan apalagi yang akan dilakukan dengan teman esok hari. Semua terasa menyenangkan, kita melakukannya sesuka hati, riang gembira, dan yang terpenting, tidak ada beban menyangkut soal hidup. Satu-satunya kesedihan di masa ini hanya ketika tidak diizinkan ke luar rumah untuk bermain.

Lalu tumbuhlah kita menjadi seorang remaja. Masa ketika aturan sama dengan gangguan. Kita akan memberontak ketika dilarang dan mengingkari nasihat-nasihat yang diberikan. Kita seolah menemukan dunia baru yang tak seorang pun boleh mengganggu. Kita mulai pergi diam-diam dari rumah, bahkan mungkin mengambil uang orang tua tanpa sepengetahuan mereka.

Kemudian jadilah kita seorang dewasa. Yang mulai menyadari kalau aturan itu penting. Aturan dibuat bukan sekadar untuk melarang, tapi untuk menjaga. Menjaga kita dari sesuatu yang melampaui batas. Menjaga kita dari kesia-siaan waktu yang terbuang percuma. Masa yang indah untuk menyadari kalau tidak ada yang lebih baik dari aturan yang ditaati dan dijalankan.

Pada masa ini, kita juga seperti menemukan dunia baru. Dunia yang berkebalikan dengan dunia-dunia sebelumnya. Dunia yang penuh tantangan, rintangan, bahkan sebagian menyebutnya dunia yang kejam, dunia yang menyakitkan. Tanpa persenjataan memadai, kita hanya akan jadi sasaran bagi orang lain. Tanpa kekuatan fisik dan pikiran mumpuni, kita akan ditindas oleh orang lain.

Tidak pernah ada yang tahu, ujung dari kehidupan ini. Semua hanya bisa terus berjalan dan berjuang, karena hanya itu hal yang pantas dilakukan. Ada yang berhasil sampai tujuan, ada juga yang menyerah di tengah jalan. Setiap orang mempunyai kompasnya masing-masing. Dan Kompas itu adalah aturan. Ia adalah arah yang menunjukkan kemana kita akan pergi.

Aturan adalah komitmen, kedisiplinan, kebijaksanaan kita terhadap waktu. Yang bisa membawa kita keluar dari rasa malas, menunda, dan melakukan hal yang sia-sia. Aturan seperti obat, sebagaimana resep yang diberikan dokter kepada kita. Dipatuhi kita sembuh, diabaikan kita akan tetap sakit.

Jika Najwa bilang hanya butuh satu buku untuk jatuh cinta terhadap membaca, maka hanya butuh satu alasan juga untuk kita mencintai aturan, yakni aturan membuat kita tertib. Karena jika malas kita akan tertindas, jika lambat kita akan tertinggal, dan jika berhenti kita akan kalah. Aturan akan melawan itu semua.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *