Tulisan Ini Tak Berjudul

Ada banyak cara untuk merawat ingatan, salah satunya lewat tulisan. Mengawali tulisan tak berjudul ini, saya akan sajikan sebuah lirik lagu ciptaan teman saya yang berjudul "Lagu Ini Tak Berjudul" karya Gizky Dindra Ismail.

Lagu Ini Tak Berjudul

By Gizky Dindra Ismail


Kita sedang memilih, kawan

Lewati jalan ini

Kita sedang nikmati, masa

Penuh misteri

Halang rintang tak berarti

Selama kalian ada di sini


Tetaplah terbang tinggi

Bersama mimpi-mimpi

Yang akan kau raih di hari nanti

Tegaklah ke langit tinggi, jatuh lalu berdiri

Rebut apa yang kau yakini pasti


Jika nanti berpisah, jangan sampai terserah

Kisah akan terkenang walaupun nanti usang

Jadikan hiasan di masa depan


Tetaplah terbang tinggi

Bersama mimpi-mimpi

Yang akan kau raih di hari nanti

Tegaklah ke langit tinggi, jatuh lalu berdiri

Rebut apa yang kau yakini pasti


Jika nanti berpisah, jangan sampai terserah

Kisah akan terkenang walaupun itu usang

Terlepas dari entah kapan Gizky menulis lagu itu, saya hanya tahu bahwa dia menyanyikannya pertama kali pada Selasa, 30 April 2019 malam hari. Saat itu, saya bersama teman-teman kelas kuliah sedang mengadakan Malam Keakraban (Makrab) di Lembah Bambu Mijen, Semarang. Iringan lagu yang dimainkan Gizky, berhasil mewarnai kegiatan kami. Bahkan bukan hanya mewarnai, dia juga melukis sebuah kenangan indah yang akan terkenang walaupun nanti usang.

Pada bait-bait lagunya, Gizky menyadarkan kami bahwa segala pertemuan, kebersamaan, pada akhirnya akan berujung perpisahan. Dalam liriknya "Jika nanti berpisah, jangan sampai terserah" merepresentasikan ajakan agar tetap ingat kepada teman-teman yang pernah menemani di kala susah maupun senang.

Menurut pengakuannya kala itu, lagu ini memang dipersembahkan khusus untuk teman-teman kelas KPI-A 2016. Kelas yang saya juga berada di dalamnya beserta 30 an orang lainnya. Sama seperti judul lagu itu, tulisan inipun tak berjudul. Tulisan ini hanya dibuat untuk menolak lupa bahwa ada kebersamaan yang pernah terjalin di antara kami. Kebersamaan yang suatu saat akan menjadi kisah hebat bagi anak-anak kami kelak.

Saya memegang erat perkataan Aan Mansyur bahwa "Sebenarnya manusia itu tidak mudah lupa. Hanya saja mereka tidak memiliki cara untuk memanggil ingatannya kembali". Melalui tulisan ini, juga video yang saya sertakan di akhir tulisan, saya ingin memanggil semua memori, agar kami tak benar-benar lupa dengan segala hal yang sudah membuat kami banyak belajar hingga detik ini.

Pada awalnya, semua terasa biasa. Di antara kami pun terkadang masih saling tidak mempedulikan satu sama lain. Perbedaan sifat, pemikiran, style, hobi, juga tetek bengek lainnya menjadi dasar atas legalitas dikotomi di antara kami. Namun, semua itu hanya angin lalu yang menjelma menjadi sesuatu yang lucu saat diceritakan kembali.

Dulu, kesalahan kami adalah terlalu percaya dengan prinsip bahwa "Berjalanlah sendiri jika ingin cepat". Sehingga, yang tampak dan keluar dari tindakan kami adalah individualitas. Kami menyesal telah melupakan prinsip lain yang lebih baik yaitu "Berjalanlah bersama-sama jika ingin jauh".

Tulisan tanpa judul ini, didasari karena salah seorang teman mengirim video berisi lagu ciptaan Gizky itu dalam sebuah grup. Saya pikir, merefleksikan dan menjadikannya abadi dalam tulisan adalah sesuatu yang heroik. Karena jika ingin kembali membuka lembaran usang ini, kami bisa menemukannya di sini.

"Tidak ada yang lebih indah, dari puisi yang dinyanyikan," gumamku. Setiap bunyinya, nyanyian puisi mampu merangsek ke dalam sukma untuk memberi arti. Dan saya ucapkan terima kasih untuk Gizky Dindra Ismail telah menyanyikan puisinya untuk kami. Sehingga kami tersadar bahwa ada banyak mimpi yang harus dikejar dan ada banyak hal di sekitar yang perlu dikenang.

Posting Komentar

0 Komentar