Aditia Ardian

hidup untuk dipahami, bukan ditakuti

Fokus

Mengawali tulisan ini, saya akan memaparkan terlebih dahulu kutipan dua tokoh yang memiliki pengaruh bagi dunia.

“Seseorang dengan tujuan yang jelas akan membuat kemajuan walaupun melewati jalan yang sulit. Tapi seseorang yang tanpa tujuan, tidak akan membuat kemajuan walaupun ia berada di jalan yang mulus.” Thomas Caryle seorang filsuf barat.

“Aku lebih takut kepada orang yang melatih 1 jenis tendangan sebanyak 1.000 kali, daripada seseorang yang melatih 1.000 jenis tendangan hanya 1 kali.” Bruce Lee seorang aktor bela diri.

Dua tokoh hebat itu, seperti ingin mengatakan bahwa fokus terhadap tujuan merupakan kunci utama untuk meraih kesuksesan. Mereka sepertinya dengan sadar ingin mengkonfrontasi kita bahwa tidak fokus adalah musuh yang besar.

Mungkin mereka tahu jika kita mudah sekali terdistraksi dengan hal-hal yang menjanjikan kesenangan sesaat. Padahal, buku catatan di lemari sudah dipenuhi dengan kumpulan list impian yang hendak dikejar. Tapi lagi-lagi, kita terkadang terlalu cepat merasa bosan, malas, dan menganggap jika apa yang kita kerjakan itu tidak membuahkan hasil dengan cepat.

Tapi menjadi seseorang yang fokus memang cukup sulit. Karena banyak orang yang gagal mencapai titik maksimal akibat tidak fokus. Mungkin di antara kamu juga memiliki teman yang demikian, teman yang tidak melakukan sesuatu dengan fokus dan gemar melakukan banyak. Atau mungkin itu adalah diri kamu sendiri.

Mungkin banyak penyesalan yang saat ini dirasakan. Rasanya seperti ingin mengumpat dan melontarkan perkataan penuh berandai-andai.

“Andaikan dulu saya fokus pada kemampuan mengedit video. Mungkin sekarang saya sudah menjadi seperti Agung Hapsah atau Aldo Giustano.”

“Andaikan dulu saya fokus pada kemampuan menulis. Mungkin saya sudah menjadi penulis tersohor yang karyanya disandingkan dengan Andrea Hirata, Eka Kurniawan, atau Leila S. Chudori.”

“Andaikan dulu saya fokus pada kemampuan komunikasi. Mungkin saya sudah menjadi seorang diplomat ulung seperti Agus Salim atau Adam Malik.”

Dan andaikan-andaikan lainnya. Namun kita tak bisa mengubah waktu. Kalau mengontrol apa yang kita lakukan terhadap waktu, tentu bisa. Fokus ini memang menjadi komponen sangat penting, karena segala hal yang mendistraksi sebenarnya lahir akibat diri kita tidak bisa komitmen untuk selalu fokus.

Ini juga mungkin diakibatkan karena kita tidak memiliki jadwal harian, mingguan, bulanan, atau bahkan tahunan sehingga hidup kita tidak memiliki arah tujuan. Tentunya, tidak akan ada orang yang mau menemui penyesalan pada akhirnya.

Maka mungkin sebenarnya kita hanya perlu fokus. Memusatkan semua konsentrasi dan energi pada cita-cita. Fokus pada tujuan, ikhtiar maksimal, dan lakukanlah sekarang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *