Aditia Ardian

hidup untuk dipahami, bukan ditakuti

  • Tentang Aturan…

    Tentang Aturan…

    Saat kecil dulu, yang dipikirkan setiap harinya adalah permainan apalagi yang akan dilakukan dengan teman esok hari. Semua terasa menyenangkan, kita melakukannya sesuka hati, riang gembira, dan yang terpenting, tidak ada beban menyangkut soal hidup. Satu-satunya kesedihan di masa ini hanya ketika tidak diizinkan ke luar rumah untuk bermain. Lalu tumbuhlah kita menjadi seorang remaja….

  • Hidup Berjalan Saja…

    Hidup Berjalan Saja…

    Apa yang terjadi, biarlah terjadi. Kalimat itu mungkin kerap muncul ketika sedang merasa hidup tidak berpihak pada kita. Kalimat yang klise, tapi mengandung kekuatan luar biasa. Seolah-olah, semua berjalan dengan baik dan memang seperti itulah garis takdir yang dituliskan untuk kita. Seolah-olah penderitaan yang kita alami, memang sudah semestinya terjadi. Padahal kita sudah cukup bekerja…

  • Masygul

    Masygul

    Sumber gambar: pixabay Orang-orang mengatainya gila, stres, bodoh, goblok, tidak punya masa depan. Kerjaannya hanya berdiri di pinggir jalan saat pagi dan sore, serta mulutnya sibuk melontarkan perkataan tak jelas sembari menunjuk ke arah pengendara yang melintas. “Bedaknya nempel tuh…Keringatnya tuh…Helm nyolong ahaha…” Begitulah rapalan kata yang kerap ia lontarkan kepada setiap pengendara yang lewat….

  • Tulisan Ini Tak Berjudul

    Tulisan Ini Tak Berjudul

    Ada banyak cara untuk merawat ingatan, salah satunya lewat tulisan. Mengawali tulisan tak berjudul ini, saya akan sajikan sebuah lirik lagu ciptaan teman saya yang berjudul “Lagu Ini Tak Berjudul” karya Gizky Dindra Ismail. Lagu Ini Tak Berjudul By Gizky Dindra Ismail Kita sedang memilih, kawan Lewati jalan ini Kita sedang nikmati, masa Penuh misteri…

Ikuti Saya di Instagram

Klik @aditiaardian

Beginilah Semuanya Dimulai…

Semuanya bermula saat saya memutuskan merantau dan kuliah di UIN Walisongo Semarang jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. Tidak ada alasan akademis saya mengambil jurusan dan kampus ini. Saat itu hanya ada dua alasan di kepala saya: pertama ingin tahu cara komunikasi yang baik, kedua ingin pergi merantau. Dan satu-satunya alasan kenapa merantau ke Semarang, karena hanya kampus ini yang menerima saya.

Tapi disinilah mimpi itu terbentuk. Sejak bergabung dengan organisasi Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) MISSI, setiap hari saya selalu diberi tekanan untuk belajar menulis, menulis, dan menulis. Bukan hanya itu, bahkan saya dipaksa bertemu banyak orang dalam sehari sekaligus mewawancarainya untuk keperluan dapur redaksi. Mulanya saya ragu bisa betah menjalani aktivitas ini, tapi ternyata dari awal kuliah sampai lulus saya langgeng di MISSI.

Tekanan yang saya rasakan selama di MISSI berubah menjadi keberanian. Sejak saat bergabung di MISSI dan dipercaya menjadi pemimpin redaksi, saya memberanikan diri bercita-cita menjadi seorang penulis. Kata orang pengalaman adalah guru terbaik. Tapi bagi saya pengalaman adalah senjata terbaik. Bekal dan pengalaman yang didapat itulah yang membuat saya memberanikan diri terjun dalam dunia kepenulisan.

Saya menjalani magang formal kampus di Surat Kabar Suara Merdeka selama satu bulan. Kemudian saya mulai aktif blogging pada September 2019. Namun sempat vakum dan mulai aktif lagi pada Juni 2020. Saat itu domain yang saya gunakan adalah aditiaardian.com dan diblog ini saya aktif berbagi tulisan mengenai daily life, kesehatan, gaya hidup, cerpen, dan hal-hal yang sekadar ingin saya bagikan. Lalu blog saya mengalami pergeseran pada November 2020.

Saat itu saya mengubah nama domainnya menjadi okesemarang.com. Domain yang dimaksudkan untuk menjadi nama portal media online dan menampung tulisan mahasiswa dengan syarat publikasi berbayar. Tujuannya tidak lain, karena saat itu saya membutuhkan uang tambahan untuk hidup di perantauan. Seiring berjalannya waktu, nama portal berita okesemarang.com mulai dikenal. Namun sayangnya, saya tidak all out mengurusnya.

Hal itu karena saya menjalani intership di Suara.com sebagai konten writer selama dua bulan. Setelah itu bekerja sebagai jurnalis di media Lingkar Jateng dan ketika lumayan lama berkarir sebagai jurnalis di Lingkar Jateng, saya dipercaya menjadi redaktur di media yang berbasis di Pati, Jawa Tengah ini. Pengalaman demi pengalaman saya dapatkan. Membuat saya jadi lebih kuat dan berani.

Usai berkarir sebagai redaktur di Lingkar Jateng. Saya bergabung dengan tim komunikasi politik Ganjar Pranowo menjadi seorang konten writer. Tentu lompatan ini cukup membuat kaget karena sebelumnya tidak pernah bersinggungan terlalu dalam ke politik, tapi saat bekerja di sini, saya harus belajar lebih banyak mengenai dinamika politik yang ada.

Pengalaman sebagai konten writer Ganjar Pranowo inilah yang membuat saya berhasil menyusun buku pertama dan kedua saya. Buku pertama saya beri judul “Karena Dia Telah Membuat Kita Jatuh Cinta” dan buku kedua berjudul “Cermin Tak Pernah Berbohong”. Buku itu berisi antologi artikel mengenai sosok Ganjar Pranowo serta gaya kepemimpinan dan rekam jejaknya dalam politik. Rasa syukur tak henti saya ucapkan atas tersusunnya dua buku itu. Karena bukan sekadar selesai, tapi sekaligus menjadi capaian pertama cita-cita saya untuk menerbitkan buku sendiri. Alhamdulillah.

Setelah menjadi konten writer, saya dipercaya menjadi seorang sosial media analis masih di tim komunikasi politik Ganjar Pranowo. Dua peran berbeda ini, tentu mengharuskan saya memahami bukan hanya strategi komunikasi, tapi juga membaca emosi publik, membangun narasi, dan menjaga konsistensi citra.

Pengalaman demi pengalaman berharga ini juga yang memberi saya kesempatan bekerja sebagai konsultan sosial media Calon Gubernur Kalimantan Tengah, Abdul Razak. Disini, saya bertugas menyusun strategi konten, mengelola komunikasi di media sosial, serta merancang narasi kampanye berbasis kearifan lokal. Sebab setiap orang punya cerita sendiri, dan tugas saya adalah menemukan cara terbaik untuk menceritakannya kepada orang lain.

Usai melewati perjalanan panjang ini, saya merasa waktunya untuk pulang ke tempat dimana semua ini berasal yakni blog ini. Semoga pembaca sekalian bisa mendapat inspirasi dan insight baru setelah membaca isi blog ini. Saya harap, blog ini bisa menjadi ruang bertumbuh untuk saya dan siapapun yang membukanya.

Aditia Ardian

Penulis | Jurnalis | Komunikator Strategis