Aditia Ardian

hidup untuk dipahami, bukan ditakuti

  • 7 Tips Menyelesaikan Skripsi dengan Cepat

    7 Tips Menyelesaikan Skripsi dengan Cepat

    sumber gambar: pixabay Sebagai jebolan mahasiswa, saya meyakini definisi kalau skripsi adalah kitab sucinya mahasiswa tingkat akhir. Memang pengang rasanya telinga mendengarnya, pahit rasanya mulut menyebutnya, tersumbat rasanya hidung mengendusnya, pedas rasanya mata menatapnya, mumet rasanya otak memikirkannya dan sakit rasanya hati merasakannya wkwk. Seperti wabah, skripsi menjadi momok yang menakutkan bagi kalangan mahasiswa tingkat…

  • Tanpa Sadar, Hal-hal Ini Bisa Membuang Waktumu Percuma

    Tanpa Sadar, Hal-hal Ini Bisa Membuang Waktumu Percuma

    sumber gambar: pixabay Pernah nggak sih, kamu merasa seharian tidak melakukan aktivitas yang berarti? Atau kamu merasa seharian itu waktumu terbuang sia-sia? Kamu mungkin akan menyesal, dan merasa menjadi manusia yang tidak berguna ketika merasakan hal tersebut. Tapi apakah kamu sadar jika hal itu terjadi karena kebiasaanmu sendiri. Kebiasaan yang kerap kali tidak kamu sadari…

  • 1 Jam Bersama Bapak

    1 Jam Bersama Bapak

    sumber gambar: pixabay “Pak, Dika pulang agak telat ya, soalnya mau nonton sepak bola dulu di lapangan desa,” tulis Dika dalam ponselnya. Sekejap ia kirim pesan singkat itu kepada sebuah kontak yang ia beri nama ‘My Hero’. Dika menyukai sepak bola, meskipun jika disuruh turun ke lapangan, ia adalah pemain yang buruk. Tim favoritnya sampai…

  • Wawancara Imajiner dengan Jack Ma: Saat Kamu Mencoba, Peluang akan Muncul

    Wawancara Imajiner dengan Jack Ma: Saat Kamu Mencoba, Peluang akan Muncul

    sumber gambar: gramedia Saya bukanlah jurnalis handal, bukan pula juru foto yang sigap menangkap peristiwa. Bahkan mungkin profesi jurnalis sebenarnya tidak layak untuk disandang orang seperti saya. Namun, beberapa tahun pengalaman meliput peristiwa secara langsung, melihat bagaimana wajah-wajah marah para demonstran, menikmati ruangan nyaman ber-AC para pejabat pemerintah, setidaknya memperkuat bahwa saya sebetulnya tidak jelek-jelek…

  • Perempuan di Persimpangan Malam

    Perempuan di Persimpangan Malam

    sumber gambar: pixabay “Ibu, sekolahku gimana?” Rengek seorang anak kecil berwajah lugu nan polos. Ia sudah bersekolah, saat ini menginjak kelas 5 SD. Satu minggu lagi, upacara kenaikan kelas akan dilaksanakan. Ia paham, setelah upacara berakhir, ia harus mengeluarkan biaya agar bisa duduk dan bertemu kembali dengan temannya di kelas. Ibu yang sedang sibuk dengan…

  • 4 Film yang Siap Menyentil Kemalasanmu Mengerjakan Skripsi

    4 Film yang Siap Menyentil Kemalasanmu Mengerjakan Skripsi

    sumber foto: pixabay.com Mahasiswa harus menyadari bahwa ada banyak hal di dunia yang bisa menyulap rasa malas mengerjakan skripsi menjadi super duper semangat, salah satunya film. Saya tahu rasanya down di tengah mengerjakan skripsi. Belum lagi, sederet pertanyaan memilukan dari orang tua, kakek, nenek, kakak, adik, ponakan, teman, bahkan kuli bangunan rumah yang selalu menekan…

Ikuti Saya di Instagram

Klik @aditiaardian

Beginilah Semuanya Dimulai…

Semuanya bermula saat saya memutuskan merantau dan kuliah di UIN Walisongo Semarang jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. Tidak ada alasan akademis saya mengambil jurusan dan kampus ini. Saat itu hanya ada dua alasan di kepala saya: pertama ingin tahu cara komunikasi yang baik, kedua ingin pergi merantau. Dan satu-satunya alasan kenapa merantau ke Semarang, karena hanya kampus ini yang menerima saya.

Tapi disinilah mimpi itu terbentuk. Sejak bergabung dengan organisasi Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) MISSI, setiap hari saya selalu diberi tekanan untuk belajar menulis, menulis, dan menulis. Bukan hanya itu, bahkan saya dipaksa bertemu banyak orang dalam sehari sekaligus mewawancarainya untuk keperluan dapur redaksi. Mulanya saya ragu bisa betah menjalani aktivitas ini, tapi ternyata dari awal kuliah sampai lulus saya langgeng di MISSI.

Tekanan yang saya rasakan selama di MISSI berubah menjadi keberanian. Sejak saat bergabung di MISSI dan dipercaya menjadi pemimpin redaksi, saya memberanikan diri bercita-cita menjadi seorang penulis. Kata orang pengalaman adalah guru terbaik. Tapi bagi saya pengalaman adalah senjata terbaik. Bekal dan pengalaman yang didapat itulah yang membuat saya memberanikan diri terjun dalam dunia kepenulisan.

Saya menjalani magang formal kampus di Surat Kabar Suara Merdeka selama satu bulan. Kemudian saya mulai aktif blogging pada September 2019. Namun sempat vakum dan mulai aktif lagi pada Juni 2020. Saat itu domain yang saya gunakan adalah aditiaardian.com dan diblog ini saya aktif berbagi tulisan mengenai daily life, kesehatan, gaya hidup, cerpen, dan hal-hal yang sekadar ingin saya bagikan. Lalu blog saya mengalami pergeseran pada November 2020.

Saat itu saya mengubah nama domainnya menjadi okesemarang.com. Domain yang dimaksudkan untuk menjadi nama portal media online dan menampung tulisan mahasiswa dengan syarat publikasi berbayar. Tujuannya tidak lain, karena saat itu saya membutuhkan uang tambahan untuk hidup di perantauan. Seiring berjalannya waktu, nama portal berita okesemarang.com mulai dikenal. Namun sayangnya, saya tidak all out mengurusnya.

Hal itu karena saya menjalani intership di Suara.com sebagai konten writer selama dua bulan. Setelah itu bekerja sebagai jurnalis di media Lingkar Jateng dan ketika lumayan lama berkarir sebagai jurnalis di Lingkar Jateng, saya dipercaya menjadi redaktur di media yang berbasis di Pati, Jawa Tengah ini. Pengalaman demi pengalaman saya dapatkan. Membuat saya jadi lebih kuat dan berani.

Usai berkarir sebagai redaktur di Lingkar Jateng. Saya bergabung dengan tim komunikasi politik Ganjar Pranowo menjadi seorang konten writer. Tentu lompatan ini cukup membuat kaget karena sebelumnya tidak pernah bersinggungan terlalu dalam ke politik, tapi saat bekerja di sini, saya harus belajar lebih banyak mengenai dinamika politik yang ada.

Pengalaman sebagai konten writer Ganjar Pranowo inilah yang membuat saya berhasil menyusun buku pertama dan kedua saya. Buku pertama saya beri judul “Karena Dia Telah Membuat Kita Jatuh Cinta” dan buku kedua berjudul “Cermin Tak Pernah Berbohong”. Buku itu berisi antologi artikel mengenai sosok Ganjar Pranowo serta gaya kepemimpinan dan rekam jejaknya dalam politik. Rasa syukur tak henti saya ucapkan atas tersusunnya dua buku itu. Karena bukan sekadar selesai, tapi sekaligus menjadi capaian pertama cita-cita saya untuk menerbitkan buku sendiri. Alhamdulillah.

Setelah menjadi konten writer, saya dipercaya menjadi seorang sosial media analis masih di tim komunikasi politik Ganjar Pranowo. Dua peran berbeda ini, tentu mengharuskan saya memahami bukan hanya strategi komunikasi, tapi juga membaca emosi publik, membangun narasi, dan menjaga konsistensi citra.

Pengalaman demi pengalaman berharga ini juga yang memberi saya kesempatan bekerja sebagai konsultan sosial media Calon Gubernur Kalimantan Tengah, Abdul Razak. Disini, saya bertugas menyusun strategi konten, mengelola komunikasi di media sosial, serta merancang narasi kampanye berbasis kearifan lokal. Sebab setiap orang punya cerita sendiri, dan tugas saya adalah menemukan cara terbaik untuk menceritakannya kepada orang lain.

Usai melewati perjalanan panjang ini, saya merasa waktunya untuk pulang ke tempat dimana semua ini berasal yakni blog ini. Semoga pembaca sekalian bisa mendapat inspirasi dan insight baru setelah membaca isi blog ini. Saya harap, blog ini bisa menjadi ruang bertumbuh untuk saya dan siapapun yang membukanya.

Aditia Ardian

Penulis | Jurnalis | Komunikator Strategis